Event Details

Sabtu 10, April 2021

-

Cerita Seorang Gadis 3

Karya Amirah Hisanah Rosyanna Putri Nugroho

 ig@amirahhisanah

Hai teman-teman, sudah lama sekali aku tidak berbagi cerita kepada kalian. Kali ini, aku akan melanjutkan akhir kisahku yang pernah kuceritakan sebelumnya. Tapi, menurut kalian, apakah ceritaku ini berakhir happy ending atau malah sebaliknya? Untuk menjawab rasa ingin tahu kalian, yuk, simak ceritaku ini!

Waktu itu, ketika aku telah sadar dari masa kritis, perlahan kondisi kesehatanku mulai membaik. Mami dan Papi pun mulai banyak waktu untukku. Walau terkadang, Mami dan Papi masih disibukkan dengan pekerjaan mereka. Tapi aku senang. Karena akhirnya aku punya waktu bersama.

Syela, sahabatku sering menemaniku di rumah sakit bersama dengan Bi Darmi.Jika kedua orang tuaku sedang bekerja.

Pagi itu, udara sejuk nan menyegarkan menyelimuti halaman belakang rumah sakit yang luas. Di sana, aku sedang duduk di taman bersama Syela dan Bi Darmi sambil bercerita. Kami bertiga tertawa ketika mendengar cerita lucu Syela. “Dulu, waktu ulang tahunku yang ketiga, Ayah dan Bunda mengadakan pesta untukku. Bunda membelikan blackforest untuk kue ulang tahunku. Terus, waktu pestanya dimulai, tiba-tiba aku tersandung. Hap! akhirnya, aku terjatuh tepat di atas kue ulang tahunku. Dan satu hal yang paling memalukan dan masih aku ingat, waktu aku ditertawakan para tamu undangan,” cerita Syela sambil tertawa saat mengingat kejadian itu. Aku dan Bi Darmi ikut tertawa mendengar ceritanya.

Setelah kami menghirup udara pagi sejenak, aku mengajak Syela dan Bi Darmi kembali ke kamar rawat. “Bi Darmi, Syela, kita kembali ke kamar rawat yuk,” ajakku. “Ayuk,” sambut Syela. Kami bertiga berjalan bersama kembali ke kamar rawat.

Sampai di kamar rawat, aku izin kepada Bi Darmi untuk ke kamar kecil. Ketika di kamar kecil, tiba-tiba aku terpeleset karena lantai kamar mandi yang licin. Aku pun langsung tak sadarkan diri. Bi Darmi yang melihatku tergeletak di kamar mandi langsung terlihat panik. Ia juga melihat banyak darah yang mengalir di kepalaku akibat terbentur lantai yang sangat keras. Bi Darmi bergegas memanggil dokter dan menelepon kedua orang tuaku.

Sementara aku mendapat penanganan dokter, Bi Darmi terus berdoa dalam hati, berharap kondisiku baik-baik saja. Terlihat jelas di wajah Syela yang tampak sangat khawatir dan cemas dengan keadaanku.

Tak lama, kedua orang tuaku datang. “Bi, gimana kondisinya Keyla?” tanya Mami. “Non Keyla masih diperiksa BU, sama dokter,” jawab Bi Darmi dengan wajah lesu.

Setelah memeriksaku, dokter berbicara pada dua orang tuaku. “Jadi, benturan di kepala Keyla ini cukup keras sehingga dia banyak kehilangan darah di kepalanya. Kita membutuhkan donor darah AB sebanyak satu kantong untuk Keyla. Apakah Bapak dan Ibu ada yang memiliki golongan darah sama seperti Keyla?” tanya dokter. “Saya dok,” jawab Mami. “Oke, nanti kita bisa langsung melakukan donor darahnya ya Pak, Bu,” kata dokter. “Baik Dok, terima kasih,” ucap Papi.

Usai berbincang dengan dokter, Mami segera melakukan donor darah. Setelah itu, Mami dan Papi pergi ke mushalla rumah sakit.

Selesai shalat, Mami dan Papi berdoa di tempatnya shalat masing-masing. “Ya Allah, Ya Tuhanku, ampunilah segala dosa-dosa dan kesalahan hamba Ya Allah, karena hamba masih belum bisa memimpin rumah tangga hamba dengan

baik. Ampunilah hamba, karena hamba belum bisa memberikan pendidikan yang baik untuk anak hamba. Hamba memohon kepadamu Ya Allah, bimbinglah hamba agar selalu tetap berada di jalanMu Ya Allah. Hamba serahkan segala urusan hamba hanya KepadaMu. Hamba mohon berikanlah yang terbaik untuk kesembuhan anak Hamba. Hamba ikhlas menerima semua keputusanMu Ya Allah. Karena hamba yakin Engkaulah sebaik-baik Yang Maha Pemberi Keputusan. Aamiiin.” Begitu doa Mami dan Papi.

Setelah berdoa, Mami dan Papi ke tempat dimana aku terbaring. Dan, betapa senangnya mereka saat tahu bahwa aku telah siuman.  Mereka sangat bersyukur karena  Allah menjawab doa-doa mereka

Dari situlah aku mendapat sebuah pelajaran bahwa tidak ada sesuatu yang tidak bisa kita raih dengan doa. Selagi kita mau berdoa, Allah pasti akan memberikan jalan keluar di waktu yang telah ditentukan. (Tamat)