MTs Al Kautsar BERKAH “Berbagi Sedekah”
  • Jumat
  • setelah sholat jumat

MTs Al Kautsar BERKAH “Berbagi Sedekah” merupakan program yang sudah berjalan beberapa bulan terakhir dan alhamdulillah kegiatan sosial MTs Al Kautsar ini berjalan dengan lancar dan tentunya penuh keberkahan, program ini  disambut dengan baik dan penuh kebahagiaan bagi warga yang melaksanakan sholat jumat pada masjid yang pada hari jumat tersebut ditentukan sebagai tempat MTs Al Kautsar berkah dilaksanakan.

MTs Al Kautsar BERKAH “Berbagi Sedekah” pun tentunya tidak akan sukses jika tanpa dukungan penuh keluarga besar MTs Al Kautsar dan para donatur yang telah dermawan mendonasikan sebagian harta, pikiran dan tenaganya untuk terlaksananya program berbagi sedekah ini. Alhamdulillah sampai detik ini program tersebut istiqomah terlaksana dengan izin dan ridho Allah SWT. Semoga dengan adanya program ini dapat menjadikan ladang amal ibadah dan pahala untuk saling berbagi dan peduli sehingga dengan demikian akan timbulnya ukhuwah islamiyah yang lebih erat dan tersalurkannya kesejahteraan umat.

“BERBAGI TIDAK AKAN MEMBUAT KITA MENJADI KEKURANGAN TAPI DENGAN BERBAGI MAKA ALLAH AKAN MENCUKUPKAN”

yuk ikut berdonasi dan beramal bersama MTs Al Kautsar.

  • Jumat, 18 Juni 2021- Sabtu, 19 Juni 2021
  • Dijadwal Khusus

Para Wali Kelas di MTs. AL Kautsar telah membagikan rapor kepada masing-masing Wali Murid yang berada di kelasnya. Kegiatan pembagian rapor ini dilakukan selama dua hari pada tanggal 18 s.d. 19 Juni 2021, tepatnya pada hari Jumat & Sabtu. Pada saat pelaksanaannya tetep diberlakukannya protokol kesehatan. Sehingga dibuatlah jadwal tersendiri di setiap kelasnya agar tidak menimbulkan kerumunan.

Pembagian rapor ini bertujuan untuk menginformasikan perkembangan yang dicapai oleh peserta didik selama 1 semester terakhir. Rapor disini hanya sebagai alat bantu untuk mengukur keberhasilan para peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Isi dari rapor semester genap ini juga menginfokan kepada orang tua beserta peserta didik bahwa peserta didik tersebut naik atau tidaknya ke tingkat selanjutnya (naik kelas).

Sebelum pembagain rapor ini tentunya para dewan guru telah mengadakan rapat dan menentukan syarat dari kenaikan kelas, diantaranya:
1. Kenaikan kelas dipertimbangkan berdasarkan nilai rapor semester ganjil dan genap.
2. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester (semester ganjil dan genap).
3. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang nilai kompetensi pengetahuan dan nilai kompetensi keterampilannya di bawah Ketuntasan Belajar Minimal (KBM).
4. Deskripsi nilai kompetensi sikap minimal baik (B).
5. Nilai ekstrakurikuler wajib (Pramuka) minimal baik (B).
6. Tidak hadir dalam kegiatan pembelajaran tanpa keterangan (Alfa) maximal 10%.

Apabila para peserta didik kelas VII & VIII telah memenuhi dari persyaratan-persyaratan tersebut maka ia layak untuk naik ke tingkat selanjutnya (naik kelas). Sementara untuk para peserta didik kelas 9 dinyatakan lulus apabila telah memenuhi perrsyaratan dari penentuan kelulusan.

Semoga dengan pembagian rapor ini dapat meningkatkan motivasi para peserta didik dalam kegiatan pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya dan dapat membantu para wali murid untuk dapat mengetahui minat bakat dan kelebihan dari peserta didik berdasarkan pencapaian selama semester genap dan ganjil, dalam hal ini para wali murid pun dapat melakukan koreksi metode belajar peserta didik dirumah agar  dapat meningkatkan prestasi peserta didik.

Madrasah Hebat, Bermartabat, Juara

Penilaian Akhir Tahun (PAT) Semester II Tahun Pelajaran  2020-2021
  • Rabu, 02 Juni 2021 s.d. Kamis, 10 Juni 2021
  • 07.30 WIB s.d. 11.30 WIB

Penilaian Akhir Tahun (PAT)  yang dilaksanakan di MTs. Al Kautsar dimulai dari hari Rabu, 02 Juni 2021 s.d. Kamis, 10 Juni 2021. Penilaian akhir tahun adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengukur pencapaian peserta didik setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran selama satu tahun. Dikarenakan masih dalam masa pandemi maka kegiatan ini dilaksanakan secara daring ( dalam jaringan ). Khusus untuk kelas tahfiz pada mata pelajaran tahfiz pelaksanaannya dilakukan secara luring ( luar jaringan ).

Proses pelaksanaan penilaian akhir tahun ini dilakukan menggunakan Google Form.  Setiap guru bidang studi diwajibkan membuat soal dengan Google Form. Kemudian peserta didik diberikan link untuk dapat mengakses dan menjawab soal di Google form tersebut. Link tersebut diberikan oleh setiap guru mata pelajaran dan walikelas sesuai dengan jadwal yang telah diberikan kepada peserta didik. Kegiatan penilaian akhir tahun ini setiap harinya dimulai dari pukul 07.30 WIB s.d. 11.30 WIB dan diawasi langsung oleh panitia penilaian akhir tahun. Meski pun peserta didik mengerjakan soal ulangannya dari rumah, mereka diwajibkan menggunakan seragam sekolah sesuai dengan tata tertib penilaian akhir tahun yang dibuat oleh panitia.

Hasil penilaian akhir semester selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menge­tahui ketuntasan belajar peserta didik. Hasil penilaian ini dapat dimanfaatkan untuk program remedial, pengayaan, dan pengisian rapor.

MTs. Al Kautsar Hebat, Bermartabat, Juara

 

  • -
  • -

dikutip dari artikel siswa MTs Al Kautsar Adila Balqis (ig@adilabalqisr) yang bersumber dari wikipedia dengan alamat situs https://www.goresanku.com/2021/04/perjalanan-sejarah-masjid-cordoba/

Sultan ke-7 Kesultanan Utsmaniyah yang dikenal luas dengan nama Muhammad Al – Fatih, Sultan Mehmed II mendapatkan julukan Al-Fatih yaitu ‘Sang Penakluk’. Diketahui fakta tentang Sultan Mehmed adalah ia dikenal sebagai pemimpin yang cakap dan mempunyai kepakaran dalam bidang kemiliteran, ilmu pengetahuan, matematika, dan menguasai enam bahasa saat berumur 21 tahun. Dia dikenal sebagai pahlawan di Turki maupun dunia Islam secara luas.

Dalam sejarah Islam, Mehmed dikenal sebagai salah seorang pemimpin yang hebat sebagaimana Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib), dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di ‘Ain Al-Jalut melawan tentara Mongol).

Di pemerintahan, Mehmed lebih memilih para pejabat tinggi dari latar belakang devşirme daripada mereka yang berasal dari keluarga bangsawan, menjadikan kendali negara benar-benar terpusat pada sultan.

Mehmed lahir pada 30 Maret 1432 di Edirne, ibu kota Utsmaniyah kala itu. Dia merupakan anak dari Sultan Murad II dan Hüma Hatun.

Saat Mehmed berusia sebelas tahun, dia dikirim untuk memerintah Amasya, sesuai tradisi Utsmani untuk mengutus para şehzade (pangeran) yang sudah cukup umur untuk memerintah di suatu wilayah sebagai bekal bila naik takhta kelak. Murad juga mengirimkan banyak guru untuk mendidik putranya, di antaranya adalah Molla Gürani. Syaikh Muhammad Syamsuddin bin Hamzah, salah satu ulama berpengaruh kala itu, juga menjadi guru dan orang dekatnya, membuatnya sangat mempengaruhi Mehmed sejak usia muda, utamanya dalam masalah pentingnya penaklukan Konstantinopel.

Pada periode pertama masa kekuasaan Mehmed, pihak Utsmani diserang Kerajaan Hongaria yang dipimpin János Hunyadi yang melanggar gencatan senjata yang tertuang dalam Perjanjian Szeged (1444). Dalam keadaan seperti ini, Mehmed meminta ayahnya untuk kembali naik takhta, tetapi Murad menolak. Sebagai balasan, Mehmed menulis surat, “Bila Ayah adalah sultan, datanglah dan pimpinlah pasukan Ayah. Bila aku adalah sultan, aku memerintahkan Ayah untuk datang dan memimpin pasukanku.” Murad kemudian datang dan memimpin pasukan, mengalahkan pasukan gabungan Hongaria-Polandia dan Wallachia yang dipimpin oleh Władysław III, Raja Hongaria dan Polandia; János Hunyadi, komandan pasukan gabungan Kristen; dan Mircea II, Voivode (Adipati/Pangeran) Wallachia dalam Pertempuran Varna (1444).

Murad kemudian didesak untuk kembali naik takhta oleh Çandarlı Halil Pasya yang tidak senang dengan kuatnya pengaruh Syaikh Syamsuddin pada masa kekuasaan Mehmed. Murad kembali naik takhta dan berkuasa hingga wafatnya pada tahun 1451. Sepeninggalnya, Mehmed kembali naik takhta dan dinobatkan di Edirne pada usia sembilan belas tahun.

Sebelum Penaklukan.

Konstantinopel, kota yang didirikan Kaisar Romawi Konstantinus Agung pada 330 M, merupakan salah satu kota termasyur di dunia kala itu. Di dunia Kristen, kota ini menjadi yang terdepan dalam segi kebudayaan dan kesejahteraan, utamanya pada masa Wangsa Komnenos. Sebelas abad berikutnya, berbagai upaya penaklukan kota ini dilakukan oleh banyak pihak. Para pemimpin Muslim dari generasi ke generasi, diawali Mu’awiyah bin Abi Sufyan, juga termasuk mereka yang berusaha menaklukan Konstantinopel, meskipun semua upaya itu gagal.

Meski begitu, sebelum tahun 1453, hanya satu kali kota ini berhasil diduduki, yakni pada masa Perang Salib Keempat. Pasukan Salib menduduki Konstantinopel dan mendirikan Kekaisaran Latin (Romawi Timur Katolik) pada 1204. Pasukan Salib menghancurkan berbagai hal di kota yang sebelumnya menjadi pusat agama Ortodoks ini. Hagia Sophia menjadi tempat mabuk-mabukan, berbagai bangunan sekuler dan keagamaan (gereja dan biara) tidak luput dari pengrusakan, para biarawati diperkosa di biara mereka, dan orang-orang yang sekarat terbaring sampai mati di jalan-jalan. Para bangsawan Romawi Timur Ortodoks kemudian mendirikan pemerintahan darurat di tiga tempat, Nicea, Trebizond, dan Epirus.

Penaklukan oleh Utsmani.

Saat Mehmed kembali naik takhta pada 1451, dia memusatkan perhatiannya untuk memperkuat angkatan laut Utsmani untuk persiapan penaklukan Konstantinopel. Di tepi Selat Bosporus bagian Asia, telah berdiri benteng Anadolu Hisarı yang dibangun oleh Sultan Bayezid I. Mehmed menindaklanjuti dengan membangun benteng Rumeli Hisarı yang lebih kokoh di tepi Eropa Bosporus. Pembangunan ini menjadikan Utsmani memiliki kendali penuh atas Selat Bosporus. Setelah pembangunan benteng, Mehmed memerintah pemungutan pajak atas setiap kapal yang melewati selat. Pihak Venesia mengabaikan peraturan tersebut dan kapal mereka tenggelam dengan satu tembakan meriam. Semua pelaut yang selamat dihukum penggal, kecuali kapten kapal yang jasadnya dipajang sebagai peringatan bagi mereka yang melewati selat.

Pada tahun 1453, Mehmed memulai pengepungan Konstantinopel dengan pasukan berjumlah antara 80.000 sampai 200.000 orang, kereta api artileri, dan 320 kapal. Kota ini dikelilingi oleh laut dan darat, armada ditempatkan di pintu Bosporus dari pantai ke pantai dalam bentuk bulan sabit untuk menghadang bantuan untuk Konstantinopel dari laut. Pada awal April, upaya penaklukan Konstantinopel dimulai. Pada awalnya, tembok kota dapat menahan pasukan Utsmani, meskipun Sultan Mehmed telah menggunakan meriam yang dibuat oleh Orban, insinyur dari Transilvania. Pelabuhan Tanduk Emas dilindungi menggunakan rantai penghadang dan dijaga dua puluh delapan kapal.

Dalam pengepungan ini, pihak Romawi Timur meminta bantuan dari Barat, tetapi Paus memberikan persyaratan agar Gereja Ortodoks Timur bersedia bergabung di dalam kewenangan kepausan di Roma. Pihak kekaisaran sendiri sebenarnya telah mengeluarkan maklumat penyatuan gereja, tetapi warga dan pemuka agama Ortodoks mengabaikannya karena kebencian mereka pada kewenangan Roma dan ritus liturgi Latin dalam Katolik, juga lantaran perbuatan umat Katolik pada masa pendudukan mereka atas Konstantinopel saat Perang Salib Keempat. Beberapa pasukan Barat datang memberikan bantuan, tapi sebagian besar penguasa di Barat sibuk dengan urusan masing-masing dan mengabaikan nasib Konstantinopel.

Pada 22 April, Mehmed mengirimkan kapal perangnya yang lebih ringan ke darat, di sekitar koloni Genova di Galata, dan ke pantai utara Tanduk Emas. Delapan puluh kapal diangkat dari Bosporus setelah membuka rute, kurang lebih satu mil, dengan kayu. Dengan keadaan demikian, pihak Romawi menempatkan pasukan mereka di atas dinding yang lebih panjang. Sekitar sebulan kemudian, Konstantinopel akhirnya berhasil ditaklukan pihak Utsmani setelah 57 hari pengepungan. Setelah penaklukan ini, Mehmed memindahkan ibu kota Utsmani dari Edirne ke Konstantinopel. Dua keponakan dan pewaris Kaisar Konstantinus XI Palaiologos lantas menjadi pelayan dekat Mehmed dan kemudian masuk Islam dan diberi nama baru, Hass Murad dan Mesih. Hass Murad diangkat sebagai Gubernur Balkan, sementara Mesih menjadi Gubernur Gallipoli dan kemudian wazir agung pada masa kekuasaan putra Mehmed, Bayezid II.

Kaisar Konstantinus XI sendiri meninggal pada hari penaklukan Konstantinopel, tetapi tidak ada saksi mata yang selamat yang melihat kematiannya. Kisah masyhur yang beredar menyatakan bahwa Konstantinus menanggalkan jubah kebesarannya dan berperang bersama prajurit yang tersisa sampai meninggal dalam pertempuran.

Setelah penaklukan Konstantinopel, Mehmed menghukum mati Çandarlı Halil Pasya pada 1 Juni 1453. Setelah peristiwa ini, keluarga Çandarlı kehilangan pengaruh yang mereka dapatkan sebelumnya, meski anggota keluarga ini ada yang diangkat menjadi wazir agung pada masa kekuasaan Bayezid II. Halil Pasya merupakan wazir agung pertama yang dihukum mati oleh sultan.

Makam Abu Ayyub.

Saat pasukan Utsmani bergerak menuju Konstantinopel, Syaikh Syamsuddin menemukan makam Abu Ayyub al-Anshari, sahabat Nabi yang meninggal dalam Pengepungan Konstantinopel (674–678). Setelah Konstantinopel ditaklukan, Mehmed membangun Masjid Eyüp Sultan (Eyüp Sultan Camii) di tempat tersebut untuk menandai pentingnya penaklukan Konstantinopel dalam Islam dan pentingnya peran Mehmed sebagai ghazi.

Setelah Penaklukan.

Setelah mengambil alih kepemimpinan Konstantinopel, Mehmed mengubah Hagia Sophia (dieja Aya Sofya dalam bahasa Turki) yang semula adalah Basilika Ortodoks menjadi masjid. Mehmed juga segera memerintahkan pembangunan ulang kota, termasuk memperbaiki dinding, membangun benteng, juga membangun istana baru. Untuk mendorong kembali orang-orang Yunani dan Genova yang pergi dari Galata, Mehmed memerintahkan pengembalian rumah-rumah mereka dan memberikan jaminan keamanan.

Mehmed juga memerintahkan pendirian bangunan Muslim dan komersial, seperti Masjid Rum Mehmed Pasya. Dari sini, kota berkembang dengan cepat. Pada akhir masa kekuasaannya, Konstantinopel berubah menjadi ibu kota kekaisaran yang megah. Menurut sejarawan Utsmani kontemporer, Mevlânâ Mehmed Neşri, “Sultan Mehmed membuat keseluruhan Istanbul.” Lima puluh tahun mendatang, Konstantinopel kembali menjadi kota terbesar di Eropa.

Halal Bihalal Keluarga Besar MTs Al Kautsar “Mari Saling Maaf Memaafkan”
  • Senin, 24 Mei 2021
  • 08.00-09.30 WIB

Halal bihalal merupakan suatu tradisi yang sudah sangat lazim dilakukan setelah idul fitri bahkan sudah seperti budaya yang menjadi hal yang penting usai  idul fitri. Bagi masyarakat Indonesia halal bihalal menjadi ajang bersilaturahmi dan saling memaafkan. Keluarga Besar MTs Al Kautsar pun turut ikut melaksanakan tradisi halal bihalal pada idul fitri tahun 1442 Hijriah tepatnya pada Senin 24 Mei 2021  walaupun dengan suasana, situasi dan kondisi yang berbeda yakni dengan tetap harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat dikarenakan masa pandemi covid-19 yang belum kunjung usai.oleh karena itu halal bihalal kali ini dilakukan dengan luring (gedung 1 lantai 3 MTs Al Kautsar) dan daring yang ditayang kan secara langsung di Channel Youtube @MTs. Al Kautsar (https://youtu.be/B7V7WofhCpE).

 

Acara halal bihalal kali ini pun dihadiri oleh kepala madrasah, dewan guru (civitas Mts Al Kautsar) dan beberapa perwakilan siswa. Adapun acara tersebut dibuka oleh Pembina OSIS yakni Bapak Abdul Muiz, M.Pd yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ratib al-attas dan doa untuk para arwah pendiri    yang dipimpin oleh Ust. Jahrudin Yusuf, M.M. Wakabid kesiswaan yakni Bapak Ahmad Mubarok, S.Pd, M.M dan kepala madrasah Bapak H. Abdul Kohar, S.Pd.I., MM memberikan sambutan pada acara halal bihalal kali ini. Acara ini pun merangkap acara Doa Khotmil Qur’an yang sudah rutin menjadi kegiatan para dewan guru dan pembacaan Doa Penutup oleh Ust. H. Marzuki AR, S.Pd.I.

 

Adapun Wakabid kesiswaan menyampaikan ucapan maaf minal aidin walfaidizin dan ucapan syukur atas ni’mat kesehatan sehingga dapat merasakan indahnya halal bihalal walapun masih dalam masa pandemi seperti sekarang  kepala madrasah dalam sambutannya menyampaikan akan adanya reward saat nanti wisuda bagi para siswa dan guru yang berprestasi mengharumkan nama MTs Al Kautsar di tingkat Provinsi bahkan tingkat Nasional. MTs Al Kautsar tetap mempertahankan eksistensinya dalam mengembangkan bakat dan minat siswa selama masa pandemi demi terwujudnya Misi Madrasah Hebat, Bermartabat, dan Juara. Semoga acara halal bihalal ini dapat mempererat ukhuwah dan silaturahmi serta bisa saling maaf memaafkan. Besar harapan semoga kita dapat mengambil hikmah dari acara halal bihalal  tahun ini.

Rapat Penyusunan Kriteria dan Penentuan Kelulusan Peserta Didik Kelas IX Tahun Pelajaran 2020/2021
  • Jumat, 07 Mei 2021
  • 13.30

Jumat, 07 Mei 2021 para dewan guru MTs. AL Kautsar menghadiri rapat yang dipimpin langsung oleh Kepala Madrasah MTs. AL Kautsar. Rapat yang dipimpin oleh Bapak H. Abdul Kohar, S.Pd.I., M.M ini, membahas mengenai beberapa point yang menentukan lulus atau tidaknya para peserta didik kelas IX MTs. AL Kautsar. kriteria kelulusan peserta didik MTs. AL Kautsar mengacu pada Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan UM  tahun 2020/2021.

Adapun kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan minimal mempertimbangkan hal-hal berikut :

  1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
  2. Memperoleh nilai sikap / prilaku minimal
  3. Mengikuti ujian madrasah yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan

Selain berdasrakan kriteria tersebut, penetapan kelulusan peserta didik ditetapkan pula melalui rapat dewan guru madrasah yang besangkutan. Hal ini dilakukan untuk mempertimbangakan beberapa hal yang menjadi penentuan kelulusan peserta didik kelas IX MTs. AL Kautsar.

Melalui rapat dewan guru MTs. AL Kautsar yang telah dilaksanakan pada hari tersebut, maka dinyatakan 260 peserta didik kelas IX MTs. AL Kautsar dinyatakan lulus. Berdasarkan jumlah tersebut dapat diartikan bahwa seluruh peserta diidik kelas IX MTs. AL Kautsar tahun pelajaran 2020/2021 dinyatakan lulus 100%.

Pada kegiatan rapat tersebut, selain membahas mengenai penentuan kelulusan peserta didik kelas IX, kepala madrasah MTs. AL Kautsar juga menginformasikan akan memberikan apresiasi khusus kepada para peserta didik MTs. AL Kautsar yang berprestasi. Apresiasi yang nantinya akan diberikan bukan hanya kepada 3 lulusan terbaik kelas IX tahun pelajaran 2020/2021. Tetapi kepada para peserta didik kelas VII ataupun kelas VIII yang telah memenangkan perlombaan yang diikuti selama tahun pelajaran 2020/2021 pula akan mendapatkan apresiasi khusus pada saat pelaksanaan wisuda kelas IX.

Selamat kepada peserta didik yang sudah berprestasi dan mengharumkan nama MTs Al Kautsar semoga kedepannya dapan terus dipertahankan dan MTs Al Kautsar dapat terus meningkatkan serta mengasah kemampuan, minat dan bakat para peserta didik sehingga dapat terus berprestasi, dan berakhlak.